Tuhan: percaya atau tahu?
.
Kalau diingat-ingat saya masih ada satu hutang sama pembaca blog ini. Itu pun kalau masih pada ingat. Jadi dulu, saat pertama kali nulis postingan bertema: person of the week, saya memilih OSHO sebagai orang pertama untuk dibicarakan. Sampai kemudian ada salah satu komentar yang meminta saya, kalau bisa, menulis tentang pikiran-pikiran si Osho yang saya anggap 'beda'.
Kalau diingat-ingat saya masih ada satu hutang sama pembaca blog ini. Itu pun kalau masih pada ingat. Jadi dulu, saat pertama kali nulis postingan bertema: person of the week, saya memilih OSHO sebagai orang pertama untuk dibicarakan. Sampai kemudian ada salah satu komentar yang meminta saya, kalau bisa, menulis tentang pikiran-pikiran si Osho yang saya anggap 'beda'.
Well, sampai sekarang buku Osho itu belum dibalikin sama teman saya. Hehehehe. Tapi ini juga bukan alasan mengapa selama ini saya belum memposting tentang si Osho lagi. Wokeh, daripada kebanyakan prolog, berikut adalah salah satu gagasan yang saya baca di bukunya (lupa bukunya yang mana). Tulisannya di buku itu tidak persis seperti ini sih. Di bawah ini saya memakai bahasa saya saja>>setelah menyimpulkan.
Percaya dan Tahu
Saat hari mendung dan hari menjadi gelap, perlukah kita percaya bahwa matahari itu ada? Saat kau berada di dalam kamar misalnya, kemudian dari jendela kamu melihat halaman belakang rumah mulai gelap, kamu tak perlu panik dan mengecek keluar mencari tahu apakah matahari masih ada atau tidak. Kamu tahu matahari ada di sana, dan ini cuma mendung. Bahkan dari dedaunan yang hijau kita tahu ada sinar matahari yang memberi nutrisi pada daun itu, ada hujan, ada awan, ada samudera nun jauh sana yang menguap dan membentuk awan itu.
Kita tak perlu mempercayainya karena kita sudah tahu dan pengetahuan ini ada pada kita karena kita mengalaminya. Pengetahuan lahir dari pengalaman. Kita mengalaminya sehari-hari, kemudian kita pun tahu. Jadi, kalau saat hari mendung dan kita berkoar-koar ke semua orang bahwa “aku percaya matahari itu ada”, orang-orang akan menganggap kita tolol. Tentu saja matahari itu ada. Kau tidak perlu memberi tahu mereka karena mereka pun mengalaminya. Mereka tahu sendiri hal itu. Saat kita tahu, percaya sama sekali tidak dibutuhkan.
Lalu bagaimana dengan percaya kepada Tuhan? Masihkah kita perlu percaya kepada Tuhan?
Singat saya sih (sori ga bisa buka bukunya/masi dipinjem) di situ Osho menyindir orang-orang theis dan atheis yang berdebat mengenai kepercayaan mereka kepada Tuhan. Theis yang percaya dan Atheis yang tidak percaya. Bagi Osho, sebenarnya mereka sama saja. Theis mengajukan bukti-bukti adanya Tuhan, sementara atheis mengajukan bukti-bukti ketiadaan Tuhan. Ini merupakan perseteruan abadi karena masing-masing tak mencoba untuk mencari tahu lewat pengalamannya sendiri.
Jadi apakah Tuhan itu benar-benar ada? Mungkin iya mungkin juga tidak. Mungkin kita suatu hari akan tahu, dan mungkin juga tidak akan pernah tahu. Tapi sesuatu yang belum dapat dibuktikan bukan berarti tidak ada. Di situlah letak menariknya. Tinggal kamu sendiri sih yang memutuskan mau memilih percaya (atau tidak percaya) atau mencari tahu sendiri lewat pengalamanmu sehari-hari.
Hidup cuma sekali. :)
Saya tidak tahu Osho itu theis atau engga'. Saya kira dia zen atau apalah...(ga ngerti). Yang pasti baca-baca pemikirannya memang memberi efek segar ke otak kita.
jadi tak perlu bilang2 bahwa kita percaya bahwa Tuhan ada, karena pada dasarnya kita semua tahu Tuhan ada..
BalasHapus:p
percaya itu bermula karena kita tahu.. kemudian jadilah kita percaya.. Kita gak mungkin percaya tanpa tahu.. (bolak balik aje lu >_< ) hhehe..
BalasHapusJadi gue tau ada Tuhan makannya gue percaya.. Sesat ato enggak urusan ntar..yang penting damai!hhehe
YeN@
BalasHapusmmm... sebenernya ga ada yang ngelarang si mau bilang "aku percaya Tuhan" hehehe.
well, kalau kamu tahu Tuhan, itu malah lebih bagus lagi, gituloh.
NylaBaker@
yak betul, yang penting damai, hahahaha.
yaaaa...saya juga ga bilang ada larangan untuk mengatakan percaya pada Tuhan..hehehe
BalasHapusYeN@
BalasHapusiyaa... kamu ga pernah bilang gitu..
kita akur kan? hum? *ngajak salaman...
memang sejak kapan kita bertengkar?haha.. *boleh deh salaman
BalasHapusYeN@
BalasHapusudah ah.. ntar muncul gosip lagi kaya kemaren..
hahah
hahahh
BalasHapusWaduh, bacaanmu ngeri juga ya. Osho. Kayaknya pernah denger namanya. Ada nama depan/belakangnya gak? Kasih tau judul-judulnya dunk, biar aku bisa hunting bukunya.
BalasHapus"Saat kita tahu, percaya sama sekali tidak dibutuhkan." Setuju.
Ehm, omong2, Yus Yulianto kemana nih? :)
hem ... ya ya ya
BalasHapusHoeda Manis@
BalasHapuseh, ngeri ya? kalau ke perpus kadang nyasar ke rak buku-buku filsafat. tapi dulu nemu bukunya dalam rangka mengasah bahasa inggris aja si.
namanya Osho. ada nama aselinya: India, tapi lebih dikenal dengan sebutan Osho (ada situsnya kok). Buku yang sudah terbit di Indonesia judulnya Emotional Learning.
kalau yang bahasa Inggris banyak. cuman saya baru baca dua, hehehe.
*ehm, yus kemana y? yus..ne ada yang kangen... xixixixi #dikeplak
@john Terro@
??
@Hoeda Manis << apa anda membaca percakapan dua manusia berbeda kelamin itu dikotak komentar ini?? hem??
BalasHapusoooh, jadi kata-kata "saya tidak mempercayai Tuhan, tapi saya tahu Tuhan itu ada" tuh kata-katanya osho ya. saya pernah baca entah dimana.
BalasHapuskalo ngga salah, ada sebutan untuk orang-orang macam osho ini. bukan atheis bukan juga theis. kalo ngga salah, dia percaya sama tuhan, tapi dia ngga beragama, ngga berdoa, ngga beribadah, dan semacamnya. dan kalo ngga salah lagi, albert einstein juga kayak gitu orangnya.
pasti salah semua... :))
@Eks, iya, makanya aku nyari kamu. Tadi kupikir kamu cuma bercanda, eh ternyata bener. :D
BalasHapusini kok malah jadi ladang gosip..?? hadeeeeh...
BalasHapusEks@
istilahnya Agnostik (kalau aku ga salah). Agnostik tuh ga milih percaya ataupun engga', mereka hanya menunda>>dalam rangka mencari tahu. intinya sih, terbuka untuk semua kemungkinan.
kalau aku ga salah.
ga tw juga apa si albert einstein agnostik, tapi bisa jadi juga sih. it could be! :)
setahu saya Albert Einstein diketahui sebagai seorang yang percaya ada Tuhan tapi tidak menganut agama apa pun
BalasHapus@Hoeda Manis, semua yang saya ucapkan adalah apa yang saya lihat...*huahuahauhauhauahu
BalasHapus@Huda Tula, ooh, itu sebutannya ya. apa kalo ada seorang muslim menjadi agnoistik dia boleh disebut 'kafir'?
@YeN, TADI SAYA JUGA TULIS BEGITU
iya om yus..
BalasHapusmaafkan saya mengulang statement anda.. :p
YeN@
BalasHapusowh gitu ya...
hmmm... saya malah ketinggalan banget soal si Einstein, padahal pernah nulis tentang dia di sini, hahaha.
>>apa anda membaca percakapan dua manusia berjenis kelamin sama itu di kotak komentar ini? hem?
Eks@
BalasHapusnah...kalau soal kafir ga kafir saya ga tahu, hahaha.
kadang sebutan tidaklah penting... yang penting tuh hidup dan bagaimana kita mau ngisi hidup ini. life is all yours....
#edisi sokbijak.
@all, setahuku juga gitu. Percaya Tuhan, tapi tidak mau beragama, itulah agnostik. Kayaknya sih bukan cuma Einstein aja yang gitu. Banyak tokoh lain yang juga agnostik, meski secara diam-diam.
BalasHapus@Eks, entah kenapa aku tuh selalu ketawa kalau baca tulisanmu. :)
@YeN, ok, saya maafkan.
BalasHapus@Huda Tula, hiks hiks ">>apa anda membaca percakapan dua manusia berjenis kelamin sama itu di kotak komentar ini? hem?" <-- opo iki??
yang paling bikin ngeri adalah, 'kita' udah memilih sebuah jalan yang kita anggap benar, tapi salah dimata Tuhan. pie iki?
@Hoeda Manis, benar sekali. kalo ngga salah, kebanyakan orang-orang yang ber-iq diatas rata-rata tuh pada milih jadi agnoistik.
halaah, baca tulisanku aja baru kemaren-kemaren... :P
Hoeda Manis@
BalasHapusrata-rata pemikir atau ilmuwan, kalau ga agnostik, mereka atheis soliter gitu y? kalaupun beragama, bisanya keberagamaannya agak keluar dari pakem.
>>pertanyaannya, bagaimana dengan anda? saya lihat tulisan anda kan penuh dengan buah pikiran? hehehe.
Eks@
BalasHapushauhauahauahau...
LOL
@Eks, iya, itu pun kebanyakan tulisanmu yang di kolom komentar blog orang, hehe...
BalasHapus@Huda Tula, wah, jawabannya bisa panjang campur rumit nih. Ntar aja deh aku posting di blog. Soalnya kalau aku tulis di sini, ntar lebih panjang dari postingmu, hehe.
@Yen, ayo muncul lagi dunk. :)
ada apa om Hoeda Manis??kangen yah??hahahaha
BalasHapusblog sampeyan dikasih kotak komen dooooong...
biar aku bisa nyampah.hahahh :D
Hoeda Manis@
BalasHapushahaha gitu ya?
humm...pasti menarik kalau dituang ke postingan? gimana? #membujuk neh.
>omong2 soal tulisannya Eks, betul banget. Tuh anak tulisannya khas (jangan GR yak!). terkesan kayak ada anak lima tahun yang masak karbitan, hahahaha LOL. bagus ding, lucu dan yah gitulah pokoknya.
YeN@
hahahaha...
@Yen, ntar kapan2 kalo ada yang spesial, aku kasih kolom komentar di blog deh, biar pembaca yang mau nyampah atau muntah bisa punya kesempatan, hehe... Oya, manggilnya aku "Dek" aja ya, wong aku baru swit seventin. Kupingku rasanya geli kalo dipanggil Om, berasa kayak Om-om senang, gitu. :D
BalasHapus@Huda Tula, sebenarnya udah kutulis, tinggal nunggu diposting. Nanti nyari waktu yang tepat. Postingmu mengenai tulisan Yus tempo hari itu betul. Tulisannya berkesan serius, tapi yang baca bisa ketawa.
@Eks, >>apa anda membaca percakapan dua manusia berjenis kelamin sama dan berbeda itu di kotak komentar ini? hem?"
Hoeda Manis@
BalasHapusok deh mas, ditunggu postingannya.
sukses juga buat proyek bukunya...
:)
Gud nite all...
@Hoeda Manis, ini yang dimaksud 'Yus' itu siapa siih?
BalasHapus@Huda Tula, anak lima tahun karbitan?
eks@
BalasHapuswew, nama aselimu kan sudah diketahui bersama: yus yulianto?? iya ga si..
dduududu jangan tersinggung.... itu sama sekali ga ada maksut menghina. saya termasuk penggeamr tulisan anda.
*akur kan kita?
@Huda Tula, akur akur. selain menggemari tulisannya, pasti menggemari penulisnya juga, iya kan?
BalasHapuskarbitan itu apaan? ngga pernah denger...
menyamuk...
BalasHapuseh.,
menyimak..
Eks@
BalasHapussudah saya jelasin lewat chat.
---
Faiza@
napa ga melalat aja? siapa tahu ada yang salah mohon dilalat sekalian (diralat ding).
asalamualaikum ... nyrempet filsafat ya mas huda ..^^ nice post ..
BalasHapuspertama,ijinkan saya menjawab dengan kemusliman saya ," bayangkan ciptaaan Allah dan Alam semesta itu termasuk mewakili bagaimana kebesaran dan keberadaan ALLAH SWT "
kedua,semoga,harap,mudah2an,menanti keputusan bagus,menanti hasil maksimal dalam suatu usaha, sudah cukup membuktikan betapa berharapnya manusia kepada Sesuatu agar terjadi ,Yupz Berharap Kepada Dzat Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang untuk meluluskan apa yan gkita inginkan walau tak secara langusng atau bahkan bisikan kecil di dalam hati ..
afwan
Tuhan ada ato Nggak??? tanya aja ama mereka yang udah mati. pasti lebih tau. :P
BalasHapusyup masalah Tuhan ada atau tidak memang selalu jadi hot topic selamanya. dan selalu mnarik untuk diperbincangkan. heheehe. kalo saya sih, saya cenderung cuek, tapi bukan agnostik looh. ssaya percaya Tuhan itu ada tapi ga mempeributkannya. yang saya peributkan malah soal agama hud. soal kenapa banyak agama di dunia. itu yang bikin saya bingung.
BalasHapuskalo soal Tuhan, saya percaya dia ada walau ga terlihat secara kasat mata. karena, menurutku, segala hal yang ada di dunia ini pastilah ada yang menyebabkannya. ga mungkin tercipta sendiri. itu yang mendasari saya percaya keberadaan Tuhan.
tapi kalo dibilang saya teisme, enggak juga hud. saya juga ke gerja masih suka males2an dan kadang juga bolong2. jarang berdoa+baca alkitab. hehehe.... tapi saya juga bukan atheisme yang menolak keberadaan Tuhan. Saya juga bukan agnostik yang masih meragukan Tuhan. :)
PS: btw eks sama lo terlibat pembicaraan serius yah? hahahhaha.....
mungkin ilmuwan itu yang menjadi agnostik maupun atheisme, mungkin biar mereka semakin bebas hud mencari segala jawaban atas segala fenomena yang ada. padahal menurutku ga semua dan ga selamanya ilmu pengetahuan mampu menjelaskan semuanya. contohnyaa something about mistik. mampukah iptek menjelaskan itu semua? gw pernah baca ada kejadian paku masuk ke dalam tubuh manusia dan semua dokternya ga mampu menjelaskannya. secara itu ilmu SANTET. gw rasa para ilmuwan bule sono ga mungkin bisa menjelaskan fenomena itu. malah ga mungkin bisa menjelaskan fenomena kuda lumping yang gara2 kesurupan bisa makan beling. nonsense!!!!! itu bukti kelemahan ilmu pengetahuan menurut gw hud.
BalasHapussaya baru dengar kata OSHO yang ternyata dia adalah manusia, hehe
BalasHapusintinya semua pemikiran yang datang dari orang-orang harus disikapi secara bijaksana. coba dilihat dari sudut pandang yang lain. dan yang terpenting adalah, kita juga harus punya basic(ilmu maksudnya), biar nggak menelan mentah-mentah. biar nggak cuman mengenal warna hitam dan putih saja, kan ada merah,kuning, hijau dilangit yang biru.. *ehhh?? -.-a
@Hoeda Manies: apa om?? baru swit seventi?? memangnya om bukan om-om senang ya? :p
BalasHapusbrigadir kopi@
BalasHapusheee...
makasi mas.. syukran!
Aina@
nah, mangkanya kita nunggu jawaban darimu neh? pye? xixixixi
Nuel@
bukan theis, bukan atheis, bukan agnostik? terus??
mungkin mengelempokkan kaya gitu untuk memudahkan saja kali ya? hubungan manusia ma Tuhannya kan personal (bagi yang percaya tuhan), pokoknya begitulah...
>>engga' teralu serius sebenernya, hehehehe.
dan.. saya bukan penyembah ilmu pengetahuan kok. setelah abca-baca bukunya si ajahn brahm si, jadi tahu kalau ilmu pengetahuan juga bisa berisi doktrin buta.
Faizani@
yak betul sekali..
intinya emang di situ si. jangan percaya mentah-mentah sama apa yang kita dengar atau baca. jangan sampai orang bilang A kita ikutan bilang A.
naah.. yang disindir ma OSHO tuh sikap seperti ini sebenernya.
mmmmph, mungkin bisa dibilang agama ktp kali yah kalo di indonesia. hehehhe... dan aku bangga itu. ketimbang ngaku sholeh tapi kelakuannya bejaaat. pilih mana hud? hehhehe....
BalasHapusagama gw (kristen) gw berusaha amalin ajarannya walau ga taat2 amat sih.
yup setuju... ilmu pengetahuan ga selamanya bener.... :)
BalasHapusnuel@
BalasHapushe'eh, betul betul betul. asal moralitas ga sampai hilang aja. yang paling miris sebenernya, kekerasan atas nama agama. kadang aku ga habis pikir, bagaimana agama yang begitu 'indah' bisa menjadi alasan untuk melakukan kekerasan atau perang.
ga cuman sekarang ini, tapi dari jaman dulu. iya ga?
Well, berbicara soal ini emang bakal panjang bgt..haha dan saya tidak mau yg berkepanjangan..hohohoho
BalasHapusbtw, saya salah satu dari yang percaya Tuhan dan saya sangant menyukai perbedaan apa pun yang terjadi akibat kepercayaan pada Tuhan. sungguh indah dan membuktikan bahwa setiap kita tidak perlu terlalu sama.:)
Rose@
BalasHapussaya juga sangat menyukai perbedaan :)
kalau semua sama, pasti boring ya?
tak perlu memperdebatkan Tuhan
BalasHapusyang percaya ya silakan percaya
yang tidak ya silakan tidak :)
artmira@
BalasHapuseh, ada artmira, halo salam kenal..:) wkwkwk
engga' kok, ga ada yang debat di sini...hehehe
wee..
BalasHapuskok jadi forum nih hehehe.
ngikut aja deh, nonton komentar
asyem iwk......
BalasHapusgeafry Necolsen@
BalasHapustw neh bang, malah begosip juga..
Aina@
heh, siang-siang dah gentayangan.. xixixixi..
yup saya stuju soal itu .. :(
BalasHapusbtw ada tag buat anda.. diliat yaaaah
http://emmanuelthespecialone.blogspot.com/2011/06/etika-ngeblog-menurut-gw.html
betul juga. tergantung kita percaya atau tidak :D
BalasHapussalam kenal :D
Wah, komentarnya da mirip forum lebih panjang dari artikelnya. Dan ada Mas Hoeda Manis juga disini ikut nimbrung. Saya ketinggalan rupanya.
BalasHapusSaya seorang muslim, Mas dan komentar saya tentang masalah Tuhan, yaitu jangan hanya memandanganya dari sudut logika saja. Mengapa? Karena logika itu sangat nisbi (relatif). Apa yang diyakini benar dan masuk akal saat ini belum tentu di masa akan datang akan tetap selalu benar. Faktanya selalu begitu.
Kalau urusan menyangkut agama, dengan Tuhan kalau kata Ustad saya hanya satu kata "Percaya" jangan pakai logika.
Terdengarnya naif, ya kalau diframe pakai logika berpikir orang modern yang semua serba pakai logika? Tapi benar, kita harus percaya ada hal-hal yang akal kita memang tak bisa menjangkaunya.
Menurutku sih simpel aja... tergantung kepercayaan masing2 ajalah. :)
BalasHapusApa kabar? maaf baru sempat mampir lagi kesini.. setelah sekian lama absen.
hedeeeh,... gw ga mudeng ama bacaan lu,,, theis,, atheis,, ga ngerti gw. hahahaaa..... *jujur
BalasHapuspemikiran yang menarik, tapi perlu kehati-hatian untuk memahaminya...
BalasHapushidup cuma sekali.. :)
eniwei, template barunya keren! ayo maz, ajarin download and masangnya, hehehhe
dah bisa dibuka neh blogku.. :D
Sebebarnya mau jujur, sy lbh suka tulisanmu versi kocak. (br ngeblog dah ngritik seorang bloger sejati, #plakk)
BalasHapusTuhan ada karena kita ada....
BalasHapus@zone
BalasHapusTerbaliiiiiiikkk...
nuel@
BalasHapusoke bos, udah saya baca. tentang etika ngeblog gitu kan?
Ipah@
hi salam kenal juga :)
terima kasih ya.
Mas Joko Sutarto@
ngg... ga na'if ko mas. heheheh.
mungkin, pada akhirnya, yang terpenting adalah sikap seseorang terhadap kehidupan kali ya? kalau dengan 'percaya' kepada Tuhan kualitas hidup lebih baik, berarti itu lebih baik.
tapi kalau bagi seseorang percaya saja tidak cukup, dan dalam pergulatannya ia menjadi lebih memaknai hidup, mungkin itu juga lebih baik.
Asal saling menghormati aja ya? tidak merasa superior satu sama lain. Kadang kan yang atheis menganggap yang theis kampungan. sementara yang theis nganggap yang atheis ga punya moral, ^^.
mb reni@
hi mb reni.. apa kabar juga :)
udah lama ga ngeblog lagi. senang mb nya udah balik..
yups, yang penting saling menghormati juga.
Mila said@
iya deh ga apa-apa ga ngerti, yang penting saya dapat oleh-oleh dari malaka #nodong.
Rapi@
haha, iya harus hati-hati. hidup cuma sekali, jangan sampai rugi.
ntar sabtu aku ke puskot. nyok, sekalian ngeblog..^^
Kimmi@
haahaa, just feel free to give saran and kritik, heheheh.
ini saya ngepost dalam rangka bayar janji sih. coz dulu pernah ngepost soal si Osho.
zone@
wow, menarik..^^
salam eknal ya, trims kunjungannya.
Eks@
>>perbedaan itu memang indah.. :)
Jadi apakah Tuhan itu benar-benar ada? waduhh kl sy pny pikiran spt itu bs2 sy sdh melenceng jauhhh dr rel heheh krn banyaknya godaan duniawi yg memabukkan, tp setelah pengalamn sy selama ini yg sll diselamatkanNYA mk sy termsk penganut Tuhan sll ada di sampingku menyayangiku..Amin. I love u GOD.
BalasHapusSaya kira pembuktian Tuhan itu mudah selama kita masih isa berfikir jernih, logis, dan tidak angkuh. Segala sesuatu pasti ada pembuatnya. Blog ini ada pembuatnya, internet ada pembuatnya, semua pasti ada pembuatnya. Jika pemikiran ini kita lanjutkan terus, akhirnya kita harus mengakui bahwa segala sesuatu pasti ada pembuatnya.
BalasHapusSebagai contoh sederhana: Kita bisa saja mengatakan bahwa manusia ini hasil evolusi atau berasal dari organisme mikro dari luar angkasa. Tetap saja semua pernyataan itu akan berakhir dengan pembuat awal.
Permasalahan ini tidak sederhana. Seperti disebutkan di atas, hidup ini hanya sekali. Orang-orang yang salah memilih dalam masa hidupnya tidak akan punya kesempatan untuk berbalik dan berubah pikiran. Tidak ada cerita orang mati hidup lagi dan memperbaiki kesalahannya.
Tiwi@
BalasHapushahahaha... I love your comment mb Tiwi, *wink wink ^^
mas Japrie@
iya mas, tentu dibutuhkan pikiran yang jernih dan tidak angkuh :)
I love those words....
Dan apapun kesimpulannya, kesimpulan itu menjadi milik si orang tersebut. Karena kesimpulannya itu lahir dari pengalaman-pengalamannya pribadi, dan dipertanggungjawabkan secara pribadi pula.
>>kalau saya si melihatnya bukan sebagai sikap yang angkuh. Apa yang saya tangkap dari tulisannya Osho waktu itu adalah; jangan berhenti pada kata percaya. Mencari tahu akan membuat seseorang lebih aktif dalam pencarian makna hidup. :)
percaya dunk adanya Tuhan karena selalu ada keajaiban2 yang diberikan Tuhan dalam hidupku :D
BalasHapuscara yang paling terbaik adalah menari tau sendiri. jangan langsung percaya gitu aja. Yup that's right.
BalasHapusgue gak bisa banyangin kalau gak ada Tuhan dipikiran gue,pasti hidup gue berantakan
BalasHapusmenunggu entri baru
BalasHapusagak ga paham sama bagian theis dan atheis mengajukan bukti ada atau tidak adanya Tuhan. kalau bukan dari pengalaman sendiri, trus buktinya dari mana? kayaknya agak mustahil aja gitu, kalau mereka tahu ada atau tidak adanya Tuhan cuma sekedar bersumber dari referensi sama buku-buku.
BalasHapusoia, ngmg2 buku yg belum dibalikin, jadi agak kesindir ni .. ;p
harus diawali dari ketidaktahuan
BalasHapuslalu harus mencari tahu
agar kemudian bisa percaya
dan bukan sekedar warisan..
kayaknya
hihi...
ria nugroho@
BalasHapusglad to know that.. :)
nuel@
yak begitulah..
I-one@
ya udah, jangan dibayangkan aja kalau gitu, hehehe. gimana lombanya? dapat I-pad? kalau menang, pinem yak. hhihihi
john Terro@
terima kasih..
hehehe
cho@
eh, bukumu kan belum saya balikin juga ya? hahaha, satu minggu lagi plis, belum habis bacanya (maaf lama....:D)
rawins@
hahaha, saya suka komentarnya mas..
trims telah berkunjung :)
saya percaya Tuhan itu ada.
BalasHapusDan saya Tahu, tuhan itu memang beneran ada.
[L]ain@
BalasHapuswell, that's great! :)
gapapa, dua minggu jga boleh .. aku masih suka baca2 ajahn brahm nya pas lagi suntuk
BalasHapuscho@
BalasHapusyuhuuu... trims ^^